Suatu ketika, terdapat seorang
pemuda yang tidak diketahui namanya, termasuk identitasnya. Jangankan orang
lain, dia pun tak tahu siapa dirinya sebenarnya. Berlatarkan di tengah jalan
kampung, sedikit hujan, dan rembulan yang menyinari gelapnya malam. Dan dia
tidak sedang sendirian.
"Aku ini siapa? Lho, memangnya siapa diriku yang sebenarnya selama
ini? Lalu apa yang ada di dalam raga ini? Dan siapa orang yg berdiri di depanku
saat ini?" - Pemuda
Pemuda ini awalnya berdiri, lalu
saking bingungnya, dia melutut karena tak tahu siapa dirinya yang sebenarnya.
Ditambah, ada sesosok asing yang berdiri di hadapannya. Kemudian tiba-tiba
datanglah Rahwana dengan mobil Rolls Royce nya. Dia turun dari mobil. Karena
jalanan basah, maka pengawalnya menggelar karpet merah sepanjang jalannya
menuju pemuda itu. Rahwana menghampiri pemuda itu. Dia pun berdiri di sebelah
pemuda tersebut sambil menghisap cerutu.
"Hai nak, mengapa kau jadi begini? Apa hal yang membuatmu jadi
seperti ini? Tidak sepatutnya seorang pemuda sejati mempertanyakan siapa
identitas dirinya. Kuberi tahu sesuatu kau nak, dengarkan aku. Kau tahu,
bahwasannya Tuhan akan menjadikan seorang khalifah di bumi? Nah, pada
hakikatnya seluruh manusia adalah seorang khalifah, termasuk dirimu. Namun
tidak semudah itu bagi seseorang untuk pantas disebut khalifah. Butuh proses
yang panjang dan tak mudah untuk dilalui. Seseorang tersebut harus mampu
terlebih dahulu menjadi seorang 'manusia'. Apabila ia sudah berhasil menjadi
'manusia', ia sudah mampu mengendalikan dirinya, perilakunya, akhlaknya, dan
lain-lain, maka selanjutnya ia baru bisa meneruskan untuk kembali ke tujuan
awalnya, yaitu menjadi seorang khalifah." - Rahwana
Perlahan-lahan pemuda ini mulai
paham siapa dirinya yang sebenarnya, walupun belum sepenuhnya paham. Namun
masih ada satu hal lagi yang ia belum tahu. Siapa sosok yang berdiri di
hadapannya? Pemuda ini merasa tidak mengenalinya dan merasa sangat asing dengan
sosok tersebut. Tetapi entah mengapa sosok itu hanya berdiri di hadapan pemuda
itu sembari sesekali menatap matanya. Pemuda ini pun bertanya pada Rahwana.
"Mengenai orang yang ada dihadapanmu, hmm.. sebelumnya maafkan
diriku, karena sebetulnya aku pun tak tahu siapa dia. Wajahnya tak terlalu
jelas di pandanganku. Dari sorotan matanya pun aku juga tidak mengenalinya.
Mungkin ini karena aku tidak berhak untuk mengenali sosok yang ada dihadapanmu.
Nak, kurasa inilah saatnya. Inilah saatnya bagimu untuk bisa mengenali dirinya.
Hanya kamu yang tahu siapa dia sebenarnya. Yang pasti, dia berbeda dengan Dewi
Shinta karena ia belum memiliki, kemungkinan besar ia juga bukan Retno
Kusumawardhani karena ia belum memulai, dan apalagi seorang penyiar radio
karena ia masih sebaya. Permasalahannya adalah, mungkin tidak saat ini, mungkin
kelak suatu hari nanti, kau pasti akan mengenalinya. Memang tidak mudah,
seperti yang sudah kukatakan tadi, bahwa semua itu butuh proses dan juga
kesabaran. Cobalah pikirkan sendiri, pasti kau akan menemui jawabannya." -
Rahwana
Cuaca masih gerimis, dan saat itu
Rahwana pun berbalik arah kembali ke mobil mewahnya, meninggalkan pemuda itu.
Pengawalnya kemudian menggulung kembali karpet merahnya. Sebelum mobilnya
berjalan, Rahwana sempat membuka kaca mobilnya dan berkata pada pemuda itu.
"hai nak, cobalah panggil namanya.." - Rahwana
Tanpa menjelaskan apapun, Rahwana
langsung pergi. Pemuda itupun kebingungan, karena ia pun tak tahu siapa nama
sosok tersebut. Ia berpikir hingga bagian otak yang paling dalam pun tetap tak
tahu siapa sosok tersebut. Lalu kali ini ia mencoba untuk menanyakan siapa
namanya, meskipun dengan sedikit terbata-bata.
"h hai, si si siapa namamu ?" - Pemuda
Sosok itu pun kemudian menatap
pemuda itu. Kali ini sorotan matanya tampak jelas sekali, sehingga matanya pun
terlihat sangat indah dengan sedikit berkaca-kaca. Uraian rambutnya yang
menutupi sebagian wajahnya, disibakknya sehingga kini wajahnya sangat terlihat
jelas. Pemuda itupun hanya terpana, terkagum-kagum akan cantiknya perempuan
tersebut. Pupil matanya melebar dan mulutnya sedikit terbuka. Pemuda itu tak bisa
berkata-kata apapun, sebab ini diluar dugaannya. Ini baru kali pertamanya
pemuda itu melihat seorang wanita yang benar-benar mempesona. Akhirnya mereka
hanya saling bertatapan mata antara satu sama lain. Mereka bertatapan tidak
lama, yaitu hanya sekitar beberapa minggu. Tubuh mereka berdua benar-benar
basah kuyup oleh air hujan yang turun selama beberapa minggu tersebut, namun
uniknya di tempat tersebut tidak mengalami banjir. Tak ada satupun juga dari
mereka yang merasakan lapar & haus.
Posisi mereka tetap sama, tak bergeser
se-jengkal langkah semut pun. Akhirnya sang perempuan yang tak diketahui identitasnya
itupun berbicara. Suaranya sangat lembut.
“hei, mengapa kau terlihat gugup seperti
itu? Tenanglah.. kehadiranku di sini bukan karena apa-apa, aku hanya ingin
memenuhi rasa keingintahuanku terhadap perasaanku. Entah mengapa ada sesuatu
yang menuntunku untuk datang kemari. Emm.. mengenai namaku, tak seharusnya kau
mempertanyakan itu. Kau tahu siapa namaku. Meskipun aku juga tak pernah
mengenalmu sebelumnya, tapi aku yakin kau pasti tahu siapa diriku. Karena kupikir
itulah sebab mengapa kita berada di sini sekarang.” - Perempuan
“ ….. kau...?” - Pemuda
Lalu perempuan itu pun tersenyum
manis sembari mengulurkan tangannya ke arah pemuda tersebut. :)
*****
"Menikah itu nasib, mencintai itu takdir. Kamu bisa berencana menikahi siapa, tapi tak dapat kau rencanakan cintamu untuk siapa"-Sudjiwo Tedjo-
No comments:
Post a Comment