Saturday, February 15, 2014

#1 Inikah Kita ?

Suatu ketika, terdapat seorang pemuda yang tidak diketahui namanya, termasuk identitasnya. Jangankan orang lain, dia pun tak tahu siapa dirinya sebenarnya. Berlatarkan di tengah jalan kampung, sedikit hujan, dan rembulan yang menyinari gelapnya malam. Dan dia tidak sedang sendirian.

       "Aku ini siapa? Lho, memangnya siapa diriku yang sebenarnya selama ini? Lalu apa yang ada di dalam raga ini? Dan siapa orang yg berdiri di depanku saat ini?" - Pemuda

Pemuda ini awalnya berdiri, lalu saking bingungnya, dia melutut karena tak tahu siapa dirinya yang sebenarnya. Ditambah, ada sesosok asing yang berdiri di hadapannya. Kemudian tiba-tiba datanglah Rahwana dengan mobil Rolls Royce nya. Dia turun dari mobil. Karena jalanan basah, maka pengawalnya menggelar karpet merah sepanjang jalannya menuju pemuda itu. Rahwana menghampiri pemuda itu. Dia pun berdiri di sebelah pemuda tersebut sambil menghisap cerutu.

       "Hai nak, mengapa kau jadi begini? Apa hal yang membuatmu jadi seperti ini? Tidak sepatutnya seorang pemuda sejati mempertanyakan siapa identitas dirinya. Kuberi tahu sesuatu kau nak, dengarkan aku. Kau tahu, bahwasannya Tuhan akan menjadikan seorang khalifah di bumi? Nah, pada hakikatnya seluruh manusia adalah seorang khalifah, termasuk dirimu. Namun tidak semudah itu bagi seseorang untuk pantas disebut khalifah. Butuh proses yang panjang dan tak mudah untuk dilalui. Seseorang tersebut harus mampu terlebih dahulu menjadi seorang 'manusia'. Apabila ia sudah berhasil menjadi 'manusia', ia sudah mampu mengendalikan dirinya, perilakunya, akhlaknya, dan lain-lain, maka selanjutnya ia baru bisa meneruskan untuk kembali ke tujuan awalnya, yaitu menjadi seorang khalifah." - Rahwana

Perlahan-lahan pemuda ini mulai paham siapa dirinya yang sebenarnya, walupun belum sepenuhnya paham. Namun masih ada satu hal lagi yang ia belum tahu. Siapa sosok yang berdiri di hadapannya? Pemuda ini merasa tidak mengenalinya dan merasa sangat asing dengan sosok tersebut. Tetapi entah mengapa sosok itu hanya berdiri di hadapan pemuda itu sembari sesekali menatap matanya. Pemuda ini pun bertanya pada Rahwana.

       "Mengenai orang yang ada dihadapanmu, hmm.. sebelumnya maafkan diriku, karena sebetulnya aku pun tak tahu siapa dia. Wajahnya tak terlalu jelas di pandanganku. Dari sorotan matanya pun aku juga tidak mengenalinya. Mungkin ini karena aku tidak berhak untuk mengenali sosok yang ada dihadapanmu. Nak, kurasa inilah saatnya. Inilah saatnya bagimu untuk bisa mengenali dirinya. Hanya kamu yang tahu siapa dia sebenarnya. Yang pasti, dia berbeda dengan Dewi Shinta karena ia belum memiliki, kemungkinan besar ia juga bukan Retno Kusumawardhani karena ia belum memulai, dan apalagi seorang penyiar radio karena ia masih sebaya. Permasalahannya adalah, mungkin tidak saat ini, mungkin kelak suatu hari nanti, kau pasti akan mengenalinya. Memang tidak mudah, seperti yang sudah kukatakan tadi, bahwa semua itu butuh proses dan juga kesabaran. Cobalah pikirkan sendiri, pasti kau akan menemui jawabannya." - Rahwana

Cuaca masih gerimis, dan saat itu Rahwana pun berbalik arah kembali ke mobil mewahnya, meninggalkan pemuda itu. Pengawalnya kemudian menggulung kembali karpet merahnya. Sebelum mobilnya berjalan, Rahwana sempat membuka kaca mobilnya dan berkata pada pemuda itu.

       "hai nak, cobalah panggil namanya.." - Rahwana

Tanpa menjelaskan apapun, Rahwana langsung pergi. Pemuda itupun kebingungan, karena ia pun tak tahu siapa nama sosok tersebut. Ia berpikir hingga bagian otak yang paling dalam pun tetap tak tahu siapa sosok tersebut. Lalu kali ini ia mencoba untuk menanyakan siapa namanya, meskipun dengan sedikit terbata-bata.

       "h hai, si si siapa namamu ?" - Pemuda

Sosok itu pun kemudian menatap pemuda itu. Kali ini sorotan matanya tampak jelas sekali, sehingga matanya pun terlihat sangat indah dengan sedikit berkaca-kaca. Uraian rambutnya yang menutupi sebagian wajahnya, disibakknya sehingga kini wajahnya sangat terlihat jelas. Pemuda itupun hanya terpana, terkagum-kagum akan cantiknya perempuan tersebut. Pupil matanya melebar dan mulutnya sedikit terbuka. Pemuda itu tak bisa berkata-kata apapun, sebab ini diluar dugaannya. Ini baru kali pertamanya pemuda itu melihat seorang wanita yang benar-benar mempesona. Akhirnya mereka hanya saling bertatapan mata antara satu sama lain. Mereka bertatapan tidak lama, yaitu hanya sekitar beberapa minggu. Tubuh mereka berdua benar-benar basah kuyup oleh air hujan yang turun selama beberapa minggu tersebut, namun uniknya di tempat tersebut tidak mengalami banjir. Tak ada satupun juga dari mereka yang merasakan lapar & haus.
Posisi mereka tetap sama, tak bergeser se-jengkal langkah semut pun. Akhirnya sang perempuan yang tak diketahui identitasnya itupun berbicara. Suaranya sangat lembut.

      
       “hei, mengapa kau terlihat gugup seperti itu? Tenanglah.. kehadiranku di sini bukan karena apa-apa, aku hanya ingin memenuhi rasa keingintahuanku terhadap perasaanku. Entah mengapa ada sesuatu yang menuntunku untuk datang kemari. Emm.. mengenai namaku, tak seharusnya kau mempertanyakan itu. Kau tahu siapa namaku. Meskipun aku juga tak pernah mengenalmu sebelumnya, tapi aku yakin kau pasti tahu siapa diriku. Karena kupikir itulah sebab mengapa kita berada di sini sekarang.” - Perempuan

       “ …..  kau...?” - Pemuda

Lalu perempuan itu pun tersenyum manis sembari mengulurkan tangannya ke arah pemuda tersebut. :)


  
*****
"Menikah itu nasib, mencintai itu takdir. Kamu bisa berencana menikahi siapa, tapi tak dapat kau rencanakan cintamu untuk siapa"
-Sudjiwo Tedjo- 

No comments:

Post a Comment